Satu
kata yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan yang mempunyai banyak makna
dan rasa. Cinta sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena sepahit apapun
hidup yang kita jalani dengan hadirnya cinta semua itu akan terasa lebih indah.
Cinta itu menghidupkan hidup menjadi lebih hidup, kehidupan tidak akan ada
artinya dan hidup akan terasa berat dijalani bila tidak ada cinta.
Erich
Fromm dalam buku larisnya (The Art of
Loving) menyatakan bahwa ada empat unsur mengenai konsep cinta:
- Perhatian (Care). Dalam mencintai, kita haruslah memberikan perhatian aktif terhadap kehidupan serta perkembangan dari yang kita cintai. Hal ini tampak jelas misalnya dalam cinta ibu terhadap anaknya. Klaim bahwa ibu mencintai anaknya akan diragukan jika ibu tersebut terlihat tidak peduli dan mengabaikan anaknya. Hakikat cinta adalah berusaha demi sesuatu dan membuat sesuatu itu tumbuh.
- Tanggung jawab (Responsibility). Bertanggung jawab disini berarti mampu dan siap untuk ‘merespon’. Maksudnya adalah bahwa kehidupan yang kita cintai bukan hanya menjadi persoalan dirinya, tetapi juga merupakan persoalan kita, tanggung jawab kita. Kita ikut bertanggung jawab atas kehidupan orang yang kita cintai sebagaimana kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri.
- Penghargaan (Respect). Penghargaan disini berarti kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, dengan menyadari segala keunikan yang ada dalam diri orang tersebut. Penghargaan berarti memperhatikan orang lain agar dia tumbuh dan berkembangan sesuai dengan dirinya sendiri. Sosok yang dicintai dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan caranya sendiri dan demi kepentingannya sendiri, bukan dipaksa berkembang demi hasrat dan ambisi orang yang mencintai. Jika kita mencintai, kita merasa menyatu dengan orang tersebut seperti apa adanya.
- Pemahaman (Knowledge). Pemahaman disini adalah pemahaman yang mendalam yang sanggup menembus inti persoalan. Pemahaman semacam ini hanya mungkin jika kita dapat melampaui perhatian atas diri sendiri untuk kemudian melihat orang lain sesuai dengan konteksnya sendiri. Dalam cinta, kita hanya bisa mengetahui lewat pemahaman atas apa yang hidup dalam diri manusia dengan cara mengalami kesatuan, bukan melalui pengetahuan yang diberikan oleh pikiran.
Cinta
menurut Fromm adalah sebuah aktivitas yang akan menuntut individu merasakan
dirinya sebagai seseorang yang dapat berguna bagi orang lain. Namun tidak
berarti individu itu harus menuruti perintah. Cinta tetap didasari oleh
kebebasan memilih, seperti salah satu lagu Perancis kuno yang dikutip Fromm dalam
bukunya ini: cinta adalah
anak kebebasan, sama sekali bukan anak dominasi.
Jatuh
cinta merupakan awal dari hadirnya cinta. Ketika jatuh cinta otak memproduksi
hormon dopamin dan hormon serotonin. Para peneliti menyatakan bahwa kedua
hormon ini memegang peranan penting ketika sedang jatuh cinta. Seorang profesor
neuro-estetika di London, Semir Zaki menyatakan bahwa kadar hormon dopamin dan
serotonin berperan penting dalam merasakan perasaan seseorang.
Saat
seseorang jatuh cinta, maka kadar hormon dopamin akan meningkat dan membuat
merasa senang, memiliki motivasi yang tinggi, dan penurunan kesedihan.
Sebaliknya, kadar hormon serotonin akan menurun sehingga membuat menjadi tidak
percaya diri.
Secara
ilmiah kadar dopamin meningkat saat kita melakukan aktivitas yang menurut kita
menyenangkan. Saat dopamin meningkat, ternyata berefek pada menurunnya kadar
hormon serotonin sehingga perilaku menjadi cenderung aneh saat bertemu orang
yang kita cintai. Jika kadar serotonin meningkat, kadar dopamin akan turun.
Saat
jatuh cinta hormon adrenalin juga meningkat sehingga menimbulkan rasa
berdebar-debar. Hormon adrenalin juga menyebabkan seseorang akan termotivasi
dan mengalami penurunan rasa takut dan rasa senang yang tinggi. Hormon
Feniletilamin (hormon yang menimbulkan rasa tersipu-sipu dan rasa malu) juga
akan bekerja pada saat mendapatkan pujian maupun pada saat bertemu dengan orang
yang dicintai.
Jatuh
cinta memang merupakan masa masa indah dan sulit terlupakan, apalagi kalau orang
yang kita cintai juga mencintai kita. Rasanya pasti sangat bahagia dan hidup
terasa lebih indah dari biasanya. Tiba-tiba pikiran kita tertuju pada dia
selalu dan kita menjadi lebih sering memikirkan dan berkhayal tentang dia.
Tapi
jatuh cinta tidak selamanya indah karena apa yang kita rasakan tidak dirasakan
juga oleh orang terkait. Cinta dapat terjadi bila kedua belah pihak berusaha
membangun sebuah hubungan. Bila hanya satu orang yang berusaha untuk membangun
hubungan maka itu bukanlah cinta tapi hanya sekedar harapan.
Dalam mencintai seseorang, kamu
harus bisa mencintai dirimu sendiri. Kamu tidak akan bisa mencintai seseorang
jika dirimu sendiri tidak merasa dicintai. Dengan menyayangi diri sendiri, kita
dapat menaikkan kualitas diri dan menjadi pantas untuk disayangi oleh orang
lain.
Bila ada seseorang yang
mencintaimu dengan tulus dan kamu juga mencintainya, jagalah cintanya dan
hiduplah dalam cintanya. Jangan sampai menjadi cinta yang datang terlambat,
disaat dia mencintaimu dan kamu masih bimbang dengan perasaanmu. Seiring
berjalannya waktu ia akan lelah menunggu ketidakpastian yang diberikan olehmu
dan ia berusaha untuk pergi ke lain hati. Kamu hanya bisa menyesalinya saat
rasa bimbangmu telah berubah menjadi cinta tapi ia sudah bersama yang lain.
Seketika pikiranmu dipenuhi
olehnya, kamu berusaha menghilangkan dia dari pikiranmu tapi ia selalu saja
muncul diiringi dengan rasa penyesalan dalam dirimu. Kamu berusaha untuk
menerima tapi yang kamu rasa hanyalah perasaan hampa.
Tapi sebenarnya, apa yang ia
lakukan terhadapmu juga salah. Bila ia benar-benar tulus mencintaimu,
seharusnya dia bisa menunggumu sampai kapanpun. Ia berusaha dan terus berusaha
agar cintanya terbalaskan.
Mungkin ia juga menyesal telah
mundur dari hidupmu dan cepat atau lambat perasaan yang dirasakan oleh kedua
belah pihak akan muncul kembali saat ia mengetahui kalau kamu mencintainya lalu
menyadari kenapa ia menyerah. Jika ia mengetahui kalau kamu juga mencintainya
mungkin saat ini dunia kalian tidak akan terpisah. Tetapi sayangnya saat ini ia
juga sudah bersama yang lain. Kalian sudah mendekati dan hampir mengetahui apa
itu cinta, tapi kata ‘hampir’ tidak akan pernah cukup untuk cinta.
Ketika seseorang kehilangan
cinta secara mendadak dapat menimbulkan stres psikologis tertentu. Seorang
peneliti neurologis dari Columbia University, menggunakan MRI scan untuk
mencari tahu apa yang terjadi di otak ketika seseorang mengalami putus cinta.
Penelitiannya menemukan bahwa saat putus cinta terjadi peningkatan aktivitas
bagian otak yaitu bagian insula dan anterior cingulate cortex yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas rasa sakit. Ia mengatakan otak memproses putus cinta
sama dengan saat kita merasakan sakit fisik.
Kehilangan cinta memang menyakitkan,
tapi cepat bangkit dan lihat sekelilingmu, masih banyak yang mencintaimu dengan
tulus, seperti cinta seorang sahabat terhadapmu.
“Yang kamu butuhkan hanyalah
cinta” – John Lennon.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus