Laman

Minggu, 06 November 2016

Cinta

Satu kata yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan yang mempunyai banyak makna dan rasa. Cinta sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena sepahit apapun hidup yang kita jalani dengan hadirnya cinta semua itu akan terasa lebih indah. Cinta itu menghidupkan hidup menjadi lebih hidup, kehidupan tidak akan ada artinya dan hidup akan terasa berat dijalani bila tidak ada cinta.

Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) menyatakan bahwa ada empat unsur mengenai konsep cinta:
  1. Perhatian (Care). Dalam mencintai, kita haruslah memberikan perhatian aktif terhadap kehidupan serta perkembangan dari yang kita cintai. Hal ini tampak jelas misalnya dalam cinta ibu terhadap anaknya. Klaim bahwa ibu mencintai anaknya akan diragukan jika ibu tersebut terlihat tidak peduli dan mengabaikan anaknya. Hakikat cinta adalah berusaha demi sesuatu dan membuat sesuatu itu tumbuh.
  2. Tanggung jawab (Responsibility). Bertanggung jawab disini berarti mampu dan siap untuk ‘merespon’. Maksudnya adalah bahwa kehidupan yang kita cintai bukan hanya menjadi persoalan dirinya, tetapi juga merupakan persoalan kita, tanggung jawab kita. Kita ikut bertanggung jawab atas kehidupan orang yang kita cintai sebagaimana kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri.
  3. Penghargaan (Respect). Penghargaan disini berarti kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, dengan menyadari segala keunikan yang ada dalam diri orang tersebut. Penghargaan berarti memperhatikan orang lain agar dia tumbuh dan berkembangan sesuai dengan dirinya sendiri. Sosok yang dicintai dibiarkan tumbuh dan berkembang dengan caranya sendiri dan demi kepentingannya sendiri, bukan dipaksa berkembang demi hasrat dan ambisi orang yang mencintai. Jika kita mencintai, kita merasa menyatu dengan orang tersebut seperti apa adanya.
  4. Pemahaman (Knowledge). Pemahaman disini adalah pemahaman yang mendalam yang sanggup menembus inti persoalan. Pemahaman semacam ini hanya mungkin jika kita dapat melampaui perhatian atas diri sendiri untuk kemudian melihat orang lain sesuai dengan konteksnya sendiri. Dalam cinta, kita hanya bisa mengetahui lewat pemahaman atas apa yang hidup dalam diri manusia dengan cara mengalami kesatuan, bukan melalui pengetahuan yang diberikan oleh pikiran.
Cinta menurut Fromm adalah sebuah aktivitas yang akan menuntut individu merasakan dirinya sebagai seseorang yang dapat berguna bagi orang lain. Namun tidak berarti individu itu harus menuruti perintah. Cinta tetap didasari oleh kebebasan memilih, seperti salah satu lagu Perancis kuno yang dikutip Fromm dalam bukunya ini: cinta adalah anak kebebasan, sama sekali bukan anak dominasi.

Jatuh cinta merupakan awal dari hadirnya cinta. Ketika jatuh cinta otak memproduksi hormon dopamin dan hormon serotonin. Para peneliti menyatakan bahwa kedua hormon ini memegang peranan penting ketika sedang jatuh cinta. Seorang profesor neuro-estetika di London, Semir Zaki menyatakan bahwa kadar hormon dopamin dan serotonin berperan penting dalam merasakan perasaan seseorang.

      

Saat seseorang jatuh cinta, maka kadar hormon dopamin akan meningkat dan membuat merasa senang, memiliki motivasi yang tinggi, dan penurunan kesedihan. Sebaliknya, kadar hormon serotonin akan menurun sehingga membuat menjadi tidak percaya diri.

Secara ilmiah kadar dopamin meningkat saat kita melakukan aktivitas yang menurut kita menyenangkan. Saat dopamin meningkat, ternyata berefek pada menurunnya kadar hormon serotonin sehingga perilaku menjadi cenderung aneh saat bertemu orang yang kita cintai. Jika kadar serotonin meningkat, kadar dopamin akan turun.

Saat jatuh cinta hormon adrenalin juga meningkat sehingga menimbulkan rasa berdebar-debar. Hormon adrenalin juga menyebabkan seseorang akan termotivasi dan mengalami penurunan rasa takut dan rasa senang yang tinggi. Hormon Feniletilamin (hormon yang menimbulkan rasa tersipu-sipu dan rasa malu) juga akan bekerja pada saat mendapatkan pujian maupun pada saat bertemu dengan orang yang dicintai.

Jatuh cinta memang merupakan masa masa indah dan sulit terlupakan, apalagi kalau orang yang kita cintai juga mencintai kita. Rasanya pasti sangat bahagia dan hidup terasa lebih indah dari biasanya. Tiba-tiba pikiran kita tertuju pada dia selalu dan kita menjadi lebih sering memikirkan dan berkhayal tentang dia.

Tapi jatuh cinta tidak selamanya indah karena apa yang kita rasakan tidak dirasakan juga oleh orang terkait. Cinta dapat terjadi bila kedua belah pihak berusaha membangun sebuah hubungan. Bila hanya satu orang yang berusaha untuk membangun hubungan maka itu bukanlah cinta tapi hanya sekedar harapan.

Dalam mencintai seseorang, kamu harus bisa mencintai dirimu sendiri. Kamu tidak akan bisa mencintai seseorang jika dirimu sendiri tidak merasa dicintai. Dengan menyayangi diri sendiri, kita dapat menaikkan kualitas diri dan menjadi pantas untuk disayangi oleh orang lain.

Bila ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus dan kamu juga mencintainya, jagalah cintanya dan hiduplah dalam cintanya. Jangan sampai menjadi cinta yang datang terlambat, disaat dia mencintaimu dan kamu masih bimbang dengan perasaanmu. Seiring berjalannya waktu ia akan lelah menunggu ketidakpastian yang diberikan olehmu dan ia berusaha untuk pergi ke lain hati. Kamu hanya bisa menyesalinya saat rasa bimbangmu telah berubah menjadi cinta tapi ia sudah bersama yang lain.

Seketika pikiranmu dipenuhi olehnya, kamu berusaha menghilangkan dia dari pikiranmu tapi ia selalu saja muncul diiringi dengan rasa penyesalan dalam dirimu. Kamu berusaha untuk menerima tapi yang kamu rasa hanyalah perasaan hampa.

Tapi sebenarnya, apa yang ia lakukan terhadapmu juga salah. Bila ia benar-benar tulus mencintaimu, seharusnya dia bisa menunggumu sampai kapanpun. Ia berusaha dan terus berusaha agar cintanya terbalaskan.

Mungkin ia juga menyesal telah mundur dari hidupmu dan cepat atau lambat perasaan yang dirasakan oleh kedua belah pihak akan muncul kembali saat ia mengetahui kalau kamu mencintainya lalu menyadari kenapa ia menyerah. Jika ia mengetahui kalau kamu juga mencintainya mungkin saat ini dunia kalian tidak akan terpisah. Tetapi sayangnya saat ini ia juga sudah bersama yang lain. Kalian sudah mendekati dan hampir mengetahui apa itu cinta, tapi kata ‘hampir’ tidak akan pernah cukup untuk cinta.

Ketika seseorang kehilangan cinta secara mendadak dapat menimbulkan stres psikologis tertentu. Seorang peneliti neurologis dari Columbia University, menggunakan MRI scan untuk mencari tahu apa yang terjadi di otak ketika seseorang mengalami putus cinta. Penelitiannya menemukan bahwa saat putus cinta terjadi peningkatan aktivitas bagian otak yaitu bagian insula dan anterior cingulate cortex yang bertanggung jawab terhadap aktivitas rasa sakit. Ia mengatakan otak memproses putus cinta sama dengan saat kita merasakan sakit fisik.

Kehilangan cinta memang menyakitkan, tapi cepat bangkit dan lihat sekelilingmu, masih banyak yang mencintaimu dengan tulus, seperti cinta seorang sahabat terhadapmu.


Yang kamu butuhkan hanyalah cinta – John Lennon.

1 komentar: